Allah SWT Adalah Ciptaan, Bukan Pencipta

Hal yang tidak disadari oleh muslim adalah, bahwa awloh sesungguhnya CIPTAAN MANUSIA, dan bukan PENCIPTA MANUSIA. 

Muslim menciptakan awloh dari bahan-bahan yang sudah diracik sebelumnya oleh sang nabi. Bahan-bahan untuk menciptakan awloh itu adalah 99 SIFAT MAHA. Dari 99 sifat maha yang berpadu menjadi satu itu, terbentuklah AWLOH. Itulah kenapa, AWLOH tidak dipahami sebagai PRIBADI YG HIDUP, melainkan semacam ROBOT atau PROGRAM KOMPUTER, yang kaku dan tidak mampu berpikir bebas dan tidak mampu mengendalikan sifat-sifatnya sendiri karena dia ada karena sifat-sifat itu. Tanpa sifat-sifat itu, akan lenyaplah awloh. 

Itu bisa kita bayangkan sebagai 3 warna primer cahaya: merah, biru dan hijau. Anggap saja 3 warna primer itu adalah 3 SIFAT MAHA. Berpadunya 3 komponen itu, maka akan menghasilkan warna putih. Dan warna putih itu adalah awloh, tuhannya Islam. Bila salah satu komponennya ditiadakan, semisal warna merahnya dicabut, maka hilang pulalah awloh. 

Demikianlah awloh, tuhan Islam, ternyata ia adalah CIPTAAN, bukan SANG PENCIPTA. Dia ada karena tercipta dari 99 sifat maha. Bila satu saja dari 99 sifat wajib itu hilang, maka akan lenyap pulalah awloh. 

Sesuatu yang memiliki komposisi (ingredient), sehingga padanya bisa dilekatkan kata "terdiri atas" atau "terbentuk dari", jelas bukanlah TUHAN. Awloh tersusun dari bahan-bahan super, artinya awloh ada berkat adanya bahan-bahan super itu. Kalau bahan-bahan itu tidak ada, maka awloh pun tidak akan terbentuk.

Kembali ke analogi warna putih yang sudah saya sampaikan di atas.
Awloh adalah ibarat warna putih.

Warna putih terbentuk dari 3 warna primer, yaitu merah, hijau dan biru.
Masing-masing warna itu memiliki takaran atau komposisi yang sama banyak. Merah 100%, Hijau 100% dan Biru 100%, maka terbentuklah warna putih.

Islam mengkonsep awloh HARUS TETAP, tidak berubah, itulah yang kemudian diistilahkan sebagai "distinct, unique dan absolute".

Jadi, WARNA PUTIH itu harus tetap WARNA PUTIH. Bila salah satu warna berkurang kadarnya, atau bahkan hilang sama sekali, maka terbentuk warna lain yang bukan PUTIH. Karena warnanya bukan lagi putih, maka dia bukan lagi awloh.

Demikianlah gambaran sekilas tentang awloh tuhan ciptaan Muhammad, dia bukanlah PRIBADI (ruh atau roh), melainkan "zat" yang tercipta dari bahan-bahan tertentu. Eksistensinya sangat bergantung pada komposisi yang membentuknya itu.

Itulah teori yang tergambar dari KONSEP KETUHANAN ISLAM.

Masihkah Anda menganggap awloh itu TUHAN?

KONSEP AWLOH adalah paduan 3 paham dunia (hasil pemikiran manusia):

Paham Ateis, yang mencoba menjelaskan "tuhan":
  • Manusia mencari-cari Tuhan, dan bukan Tuhan yang mendatangi manusia
  • Tuhan adalah konsep buatan manusia, bukan PRIBADI YG HIDUP & BEBAS TRANSENDEN

Paham Agnostik (percaya adanya Tuhan tapi mengingkari semua tuhan yang dimiliki agama-agama):
  • Tuhan tidak sama dengan makhluk
  • Tidak ada sesuatu pun yang dapat diserupakan dengannya
  • Tuhan itu gaib

Paham Sekuler (sok ilmiah dan pamer pengetahuan tentang IPTEK):
  • Tuhan adalah SUATU ENERGI YG MAHA DAHSYAT
  • Tuhan terbentuk atau tercipta dari perpaduan unsur-unsur super, yang serba MAHA & MAHA. Bila salah satu unsur itu ditiadakan, maka akan lenyaplah Tuhan. Dengan demikian, orang-orang sekuler menganggap Tuhan sebagai "zat" yang terbentuk atau tercipta dari sekumpulan bahan. Tuhan dianggap sebagai "bentukan" atau "ciptaan" atau "hasil" berpadunya unsur-unsur MAHA tadi, dan bukan sebagai "Pembentuk" atau "Pencipta".
    Tuhan ada karena adanya sifat-sifat maha yg berpadu menjadi satu. Itu artinya Tuhan bergantung pada sifat-sifat itu agar dirinya dapat terus eksis.

Renungan bagi muslim:

Ajaran Arab mengatakan:
Awloh tidak mungkin bisa dilihat. Kalau Awloh bisa dilihat, berarti dia telah kehilangan salah satu sifatnya, yaitu maha tak terlihat. Kalau terjadi demikian, maka bukan awloh lagi namanya.

Itu artinya, awloh tercipta dari sifat-sifat maha, dan bukannya awloh sebagai sang pencipta dari sifat-sifat maha. Itulah sebabnya awloh disebut "ZAT" (materi, benda), bukan PRIBADI (roh).

Sumber: Mengenal Islam

0 komentar:

Copyright © 2024 muslim harus tahu