* Kalau dalam Reformed theology, roh itu dipakai bergantian dengan
istilah jiwa (dikotomi), jadi spirit = soul. Soul itu adalah faculty
(kemampuan/kecakapan) dalam diri manusia di mana terdapat
pikiran/mind/understanding dan perasaan/affection atau kehendak/will.
Yesus memiliki 2 natur berarti Dia memiliki 2 roh/jiwa (2 souls: 1 human
soul and 1 divine soul).
Mengapa doktrin ini penting? Mereka yang menolak Yesus hanya memiliki 1
soul, katakanlah divine soul, ini berarti Yesus tidak sungguh-sungguh
berinkarnasi, karena kemanusiaan-Nya hanyalah aspek tubuh saja,
sementara roh-Nya hanya ilahi. Ajaran seperti ini adalah ajaran bidat
Apollinarianisme. Kesalahan menyetarakan kehendak sebagai property of
person, dan bukan property of nature disebabkan karena pengaruh konsep
filsafat Yunani, yg dalam hal ini berbenturan dengan ajaran Alkitab dan
Bapa-bapa Gereja
* Pikiran dan perasaan atau kehendak itu sebenarnya masuk dalam
kategori natur (substansi) bukan dalam kategori pribadi. Yesus memiliki
dua natur berarti Dia memiliki dua kehendak dan dua pikiran, ini bukan
berarti dua pribadi melainkan dua natur.
* Dalam Kristus, sebaliknya, ada dua kehendak (2 jiwa/roh) dalam satu
Pribadi. Penjelasan bahwa pribadi harus memiliki kehendak sendiri itu
berasal dari filsafat sekuler (Aristotle, Hegel), dan ini deduced dari
worldview autonomous self. Istilah person yang digunakan dalam Alkitab
itu berbeda dengan istilah individual. Menerapkan konsep autonomous self
ke dalam pribadi Tritunggal merupakan sebuah kekeliruan dan kekacauan.
Alkitab dan Bapak-bapak Gereja tidak membicarakan konsep person dalam
pengertian seperti itu.
* Pengakuan Iman Chalcedon:
“We, then, following the holy Fathers, all with one consent, teach men
to confess, one and the same Son, our Lord Jesus Christ; the same
perfect in Godhead and also perfect in Manhood; truly God, and truly
Man, of a reasonable soul and body; consubstantial with the Father
according to the Godhead, and consubstantial with us according to the
Manhood; in all things like unto us without sin; begotten before all
ages of the Father according to the Godhead, and in these latter days,
for us and for our salvation, born of Mary the Virgin Mother of God
according to the Manhood.
He is one and the same Christ, Son, Lord, Only begotten, existing in
two natures without mixture, without change, without division, without
separation; the diversity of the two natures not being at all destroyed
by their union, but the peculiar properties of each nature being
preserved, and concurring to one person and one subsistence, not parted
or divided into two persons, but one and the same Son, and
Only-begotten, God The Word, the Lord Jesus Christ; as the prophets from
the beginning have declared concerning Him, and as the Lord Jesus
Christ Himself hath taught us, and as the Creed of the holy fathers has
delivered to us”
(Maka, kami semua, mengikuti Bapa-bapa kudus, dengan suara bulat,
mengajar manusia untuk mengaku, Anak yang satu dan yang sama, Tuhan kita
Yesus Kristus, sempurna dalam keilahian dan juga sempurna dalam
kemanusiaan, sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, dengan
jiwa yang bisa berpikir dan tubuh; menurut keilahianNya mempunyai zat
atau hakekat yang sama dengan Sang Bapa, dan menurut kemanusiaanNya
mempunyai zat atau hakekat yang sama dengan kita, dalam segala hal sama
seperti kita tetapi tanpa dosa; menurut keilahianNya diperanakkan
sebelum segala jaman dari Bapa, dan menurut kemanusiaanNya dilahirkan
dari Maria, sang Perawan, Bunda Allah dalam hari-hari akhir ini.
Ia adalah Kristus, Anak, Tuhan yang satu dan yang sama, satu-satunya
yang diperanakkan, mempunyai keberadaan dalam 2 hakekat, tanpa
percampuran, tanpa perubahan, tanpa perpecahan, tanpa perpisahan;
perbedaan dari dua hakekat itu sama sekali tidak dihancurkan oleh
persatuan mereka, tetapi sifat-sifat dasar yang khas dari setiap hakekat
dipertahankan dan bersatu menjadi satu pribadi dan satu keberadaan /
makhluk, tidak berpisah atau terbagi menjadi dua pribadi, tetapi Anak
yang satu dan yang sama, dan satu-satunya yang diperanakkan, Allah
Firman, Tuhan Yesus Kristus; seperti nabi-nabi dari semula telah
menyatakan tentang Dia, dan seperti Tuhan Yesus Kristus sendiri telah
mengajar kita, dan seperti pengakuan iman bapa-bapa kudus telah
menyampaikan kepada kita).
* Pengakuan Iman Athanasius: Tetapi adalah perlu untuk keselamatan
kekal bahwa ia juga percaya dengan setia inkarnasi dari Tuhan kita Yesus
Kristus. Karena itu adalah iman yang benar bahwa kita percaya dan
mengaku bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah dan manusia.
Ia adalah Allah, diperanakkan dari kekekalan dari zat Sang Bapa;
manusia, dilahirkan dalam waktu dari zat ibuNya. Allah yang sempurna,
manusia yang sempurna, terdiri dari jiwa yang rasionil dan daging
manusia. Setara dengan Sang Bapa dalam hal keilahianNya, lebih rendah
dari Sang Bapa dalam hal kemanusiaanNya. Yang, sekalipun adalah Allah
dan manusia, bukanlah dua tetapi satu Kristus. Tetapi satu, bukan dari
perubahan dari keilahianNya menjadi daging, tetapi dari penerimaan dari
kemanusiaanNya ke dalam Allah. Satu, sama sekali bukan karena
percampuran zat, tetapi dari kesatuan pribadi. Karena sebagaimana jiwa
yang rasionil dan daging adalah satu manusia, demikian juga Allah dan
manusia adalah satu Kristus.